Minggu, 07 Maret 2010

Bincang Properti Bersama Anisa Himawan: Pakubuwono Terapkan Prinsip Eco-Property

Bincang Properti Bersama Anisa Himawan
Pakubuwono Residences Terapkan Prinsip Eco-Property


Pengantar
Eco-property akan menjadi bahasan utama dalam Kongres FIABCI bulan Mei mendatang. Sebenarnya eco-property sudah diterapkan di Indonesia. Salah satu contohnya adalah Pakubowono Residences, yang baru saja mendapatkan penghargaan FIABCI, Prix d'Excellent Award 2009. Kali ini kita akan berbincang-bincang dengan CEO Pakubuwono, Ibu Anisa Himawan.

Terima kasih atas kesediaan waktu Ibu Anisa untuk berbincang dengan kami. Apa kabar Bu Anisa?
Kabar baik

Bisa dijelaskan konsep eco-property yang diterapkan Pakubuwono Residences?
Ok, Sebenarnya Pakubuwono Residences dikembangkan tahun 2003. Waktu itu belum ada cerita tentang eco-property. Tapi masa pembangunan Pakubuwono Residences, dimulai dengan konsep. Konsepnya adalah liveable apartement. Jadi saya lebih mementingkan liveable. Jadi comfortable dan convenience. Saya menaruh diri saya, kalau saya memilih apartemen, apa yang harus ada di sana.

Nah, kemudian dikembangkanlah konsep Pakubuwono dan disesuaikan dengan lingkungan. Yaitu lingkungan kita ada di Kebayoran Baru. Kebayoran Baru dikenal dengan banyak taman dan pepohonan. Itu yang kita mau maintenance. Saya percaya orang yang hidup, perlu pepohonan. Tapi kemudian sekarang disebut eco-property, ya kita terima,

Apartemen high-end ini menyediakan 80 persen lahan untuk kawasan hijau. Bisa dijelaskan, bagaimana konsep ini bisa diwujudkan di kawasan apartemen ini ?
80 persen taman itu, satu sebenarnya yang berjasa untuk ketentuan 20 persen itu pemerintah DKI Jakarta. Lalu kita kembangkan sesuai lokasi. Jadi kita maintenance 80 persen sebagai lanskap. Mudah-mudahan disukai oleh seluruh calon penghuni yang akan membeli apartemen ini. Konsep ini kita kembangkan ke sana.

Pakubuwono Residences membangun kolam resapan air, membangun sistem daur ulang sampah dan limbah. Bisa jelaskan karena ini berkaitan dengan eco-property?
Kita bangun kolam resapan yang cukup besar. Ada dua kita bangun, Waktu kita bangun Pakubuwono Residences, sebenarnya baru kita bangun sumur resapan, bukan kolam resapan. Di seluruh high rise building di Indonesia sebenarnya sudah diharuskan bagun sumur resapan. Kemudian kita ada proyek baru, Pakubuwono View, baru kita terapkan kolam resapan air yang cukup luas, 125 meter kubik. Dan kita bangun dua kolam resapan air di Pakubuwono View untuk antisipasi daur ulang dan air limbah.

Manfaat kolam resapan air bagi kawasan lingkungan sekitar?
Besar sekali. Biasanya air hujan, jkalau tak bikin sumur resapan, langsung akan lari ke ke jalan. Sebagian memang ada sumur resapan, masuk dulu ke sumur resapan nanti kelebihannya masuk ke saluran-saluran air. Kalau tak ada sumur resapan, itu bisa menyebabkan banjir. Dengan kolam resapan di Pakubuwono View, hujan yang turun, masuk dulu ke kolam resapan, lalu sebagian masuk ke tanah, sebagian lagi dialirkan ke sungai. Jadi beda. Jadi bisa membantu msalah (pengendalian) banjir.
Sepanjang (apartemen) Pakubowono dibangun, belum pernah terjadi banjir di kawasan ini?
Kebetulan level tanah, peil banjir cukup tinggi Kebayoran Baru. Di belakang ada sungai. Sungai itu kita senantiasa bersihkan sehari dua kali. Sumur-sumur di sungai di belakang kita bikin filter, kemudian kita angkat sampah ke bak sampah, lalu pakai truk sampah kita angkut ke luar.

Setelah sukses dengan Pakubuwono Residences, pengembang membangun proyek baru The Pakubuwono View dan The Pakubuwono Signature. Bisa dijelaskan tentang proyek baru ini?
The Pakubuwono View dan The Pakubuwono Signature merupakan kelanjutan Pakubuwono Residences. Kelasnya sama, lokasinya juga berdampingan dengan Pakubowono Residences. Secara konsep pembangunan, juga sama. Kita hanya me-utilize. Sebenarnya 80 persen kita siapkan untuk lanskap.

Pakubuwono Residences yang dibangun cuma 17 persen, jadi 83 persen untuk lanskap. Sama seperti Pakubuwono Residences, Pakubuwono View juga kita bangun hanya 17 persen untuk bangunan. sisanya 83 persen kita sediakan untuk lanskap, juga kita sediakan taman yang luas.

Siapa sih target pasar The Pakubuwono View?
Yang mampu beli, untuk seluruh orang Indionesia yang sanggup beli. Jadi kalau ditanya target market, selalu saya jawab, untuk orang Indonesia yang sanggup membeli.

Satu pertanyaan lagi, saat ini didiskusikan soal kepemilikan asing, apa pendapat Ibu tentang soal ini?
Saya rasa harusnya (langkah ini) positif. tapi saya tak mau mendahului bapak-bapak yang membahas kepemilikan asing. Menurut saya ini langkah positif, karena kalau kita menuju era globalisasi, kita harus sanggup bersaing di dalam dan luar negeri. Kalau di negeri lain yang sedang dan sudah berkembang, orang kan makin mobile, bisa hidup di setiap negara. Jadi kita lebih baik jangan membatasi. Untuk pemerintah, mungkin ada pemikiran lain yang mana kita akan coba saling mengerti dan saling menjembatani, supaya kita tetap bersaing di luar dan dalam negeri. Ini akan men-trigger developer layak membangun bangunan yang memang layak untuk dihuni bukan hanya masyarakat orang Indonesia tapi juga orang asing.

Demikian Bincang Properti kali ini. Sampai jumpa. (Robert Adhi Ksp)

Superblok Ciputra World Dikembangkan Seperti Orchard Road



Superblok Ciputra World Dikembangkan Seperti Orchard Road

Grup Ciputra saat ini sedang menyelesaikan pembangunan superblok Ciputra World di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Pengusaha properti, Ir Ciputra sejak belasan tahun lalu sudah bercita-cita menjadikan Jalan Dr Satrio (Casablanca) meniru kawasan Orchard Road Singapura.
Superblok Ciputra yang memiliki fasilitas lengkap ini, diperkirakan selesai pada tahun 2011. Apa komentar Ciputra tentang megaproyek superblok ini? Ikuti wawancara khusus Kompas.com dengan Ciputra.

Ciputra World akan dikembangkan menjadi semacam Orchard Road seperti di Singapura. Bisa dijelaskan, Pak Ci?

Baiklah. Orchard Road di Singapura itu semacam superblok. Anda pergi ke Orchard Road, Anda dapat semua, kecuali universitas. Jadi kita pergi ke sana, kita berbelanja, berekreasi, kita berolahraga dalam gedung-gedung tersebut. Demikian pula superblok. Kita menginap di situ, kita pergi ke kantor di situ, ke rumah sakit di situ.

Nah kita cita-citakan jalan (Casablaca atau Dr Satrio) ini Orchard Road Indonesia. Dan itu bukan hanya kami. (Pemprov) DKI sudah sahkan, agar semua turis datang. Dan jangan hanya satu. Kita ada beberapa titik, saya hitung di Jakarta kira-kira ada 10 tempat. Karena Jakarta lebih besar dari Singapura, disokong oleh 200 juta orang lagi, menjadi tempat-tempat superblok, baik satu kawasan, satu daerah, menjadi satu superblok. Sehingga turis senang datang. Anda setuju atau tidak setuju, bahwa superblok akan menjadi tren.

Kalau itu dianggap menganggu, yang salah bukan superblok, yang salah sistem lalu lintas.
Coba kalau di bawah ada MRT. Di tiap titik pemberhentian MRT, supaya ada satu superblok. Dengan demikian, itu sangat bantu (kelancaran) lalu lintas. Dan lalu lintas kendaraan termasuk kelompok pemakaian energi yang besar. (Dengan cara ini) kita akan bisa (menjadi lebih) efisien.

Demikianlah Bincang Properti kali ini. Sampai jumpa. (Robert Adhi Ksp)