Kamis, 28 Januari 2010

BINCANG PROPERTI: Ciputra: Green Property Bisa Hemat Maintenance


Pengantar
Tahun 2010, Indonesia mendapat kehormatan menjadi tuan rumah Kongres Federasi Real Estate Internasional atau FIABCI. Kongres ini diadakan pada tanggal 24 sampai 28 Mei di Nusa Dua, Bali. Untuk mengetahui lebih jauh manfaat pertemuan ini bagi Indonesia, kami berbincang-bincang dengan mantan Presiden FIABCI dunia, Bapak Ir Ciputra.

Apa kabar Pak Ci?
Kabar baik

Pak Ci pernah menjadi Presiden FIABCI dunia. Mungkin Bapak bisa menjelaskan pengalaman Presiden FIABCI dunia.
Baiklah. Sdr Pingky (Elka Pangestu, Ketua Panitia Penyelenggara FIABCI ke-61) minta saya menceritakan sedikit bagaimana sejarah FIABCI dan bagaimana REI bergabung dengan FIABCI. FIABCI terdiri daripada federasi dari seluruh asosiasi real estate di macam-macam negara, terutama negara maju. Di sana tergabung bermacam-macam disiplin daripada real estate, dari mulai properti, marketing association, apprasial, broker, bulding management dan lain-lain. Di samping itu, juga terdiri jenis-jenis asosiasosi, asosiasi developer thok, asosiasi broker saja, asosiasi building management saja dll. Di situ hebatnya, asosiasi ini bergabung dari berbagai macam disiplin. Kita turut serta bergabung dengan berbagai disiplin. Kalau hanya developer, kita hanya kenal asopsiasi developer saja.

Di situ uniknya. Mereka bikin di negara maju 61 tahun lalu, pada waktu kita baru merdeka. Sehingga kata real estate, semua orang belum tahu. Nah, kira-kira pada 40 tahun lebih, kami diajak membentuk persatuan real estate Asia Pasifik. Waktu itu Indonesia belum ada real estate
Indonesia. Kami ajak teman-teman bergabung, terkumpul 10 perusahaan lebih. Kami lantas membentuk, bersama 10 perusahaan Asia Pasifik, kami membentuk asosiasi Asia Pasifik.
Setelah itu kami mendengar ada ferederasi real estat sedunia. Saya sebagai ketua pendiri, mengajak teman-teman bagaimana kita bergabung juga real estate sedunia. Kami bergabung ke sana. Tidak semua anggota Asia Pasifik bergabung ke sana. Kemudian kami ajak teman-teman bergabung ke sana. Dengan demikian, kita bergabung di dua asosiasi, Asia Pasifik dan dunia. Kemudian kami adalah perintis, dua (asosiasi) menjadi satu. Asia Pasifik jadi bagian dari dunia. Lima tahun kita berbicara, ada yang pro dan yang kontra. Akhirnya gagasan Indonesia berhasil, kita gabung menjadi satu (federasi).

Seberapa jauh kalangan properti Indonesia menyadari manfaat federasi real restate internasional ini?
Memang saya mengakui yang kecil-kecil, yang baru, di daerah tidak merasa banyak manfaatnya karena mereka local player. Tapi yang besar-besar tersebut, umumnya mereka mengerti dan mereka (memberi) apresiasi. Karena sekarang zaman globalisasi. Di asosiasi itu kita berkumpul, untuk tukar menukar informasi dalam segala bidang.
Dan saya mengakui, kalau ada yang berhasil dari saya, antara lain saya belajar dari FIABCI. Saya juga melakukan investasi di luar negeri, ke beberapa negara, karena saya juga mendapat pengalaman dari FIABCI. Jadi untuk yang besar-besar, saya rasa (FIABCI) bermanfaat. Tetapi yang kecil-kecil juga, seharusnya mereka bisa menarik manfaat. Dan saya gembira FIABCI makin populeri di Indonesia.

Kongres FIABCI pada tahun ini di Bali mengambil tema seputar green property. Konsep green property seperti apa yang akan dikembangkan di Indonesia?
Isu green property makin penting, karena dunia sudah menyadari bahwa kerusakan lingkungan, kepanasan udara dan lain-lain, telah menganggu kehidupan manusia. Kalau ini berlangsung terus, maka akan timbul malapetaka yang besar. Oleh karena tema green property untuk FIABCI ini tepat sekali.
Saya dengar juga DKI mulai bulan Mei akan menerapkan green property dimulai dari Jakarta. Saya gembira sekali karena kerusakan lingkungan itu, tentu sesudah pabrik-pabrik dan sesudah kendaraan, itu properti yang dianggap menganggu kerusakan lingkungan, dianggap memanaskan bumi ini. Jadi tepat sekali tema yang dipilih.

Konsep green property tentu bukan sekadar memberi nuansa hijau pada proyek-proyek properti, tetapi juga bagaimana melakukan hemat energi dalam penggunaan listrik, AC, melakukan daur ulang sampah dan air kotor. Apakah ke depan Indonesia sudah siap menerapkan konsep green property, eco-property?
Ini ayam dan telur. Apa yang Anda punya, itu Anda mulai. Kita belum punya gedung yang hijau. Kita harus mulai menerapkannya. Tentu berangsur-angsur. Oleh karena itu (apa) yang DKI lakukan itu tepat sekali. Diharuskan (menerapkan green property). Dan (saat ini), belum ada standar di Indonesia. Seperti kami bangun Ciputra World, kami pakai dengan standar Singapura dengan target mendapat platinum. Ada perunggu, ada perak, ada emas, ada platinum.
(Tema) ini tepat sekali. Karena kita harus bersama-sama bertanggung jawab atas dunia ini.

Dan satu hal yang harus Anda ingat, (ini) punya faktor promosi untuk proyek tersebut. Kalau Anda mengatakan gedung Anda platinum, Anda bisa menjual sedikit lebih mahal. Dan saya yakin jangka panjang green property itu akan menghemat dalam bidang maintenance. Karena di sanalah tentang energi, tentang air, termasuk tentang pengolahan, akan lebih efisien. Kalau seluruh dunia ke arah sana, memang investasi pertama lebih mahal, dan buat kita handicap itu bunga bank mahal. Namun demikian, saya percaya, jangka panjang, manfaatnya bagi dunia akan besar sekali.

Tren properti pada tahun 2010 dan tahun-tahun mendatang, menurut Pak Ci, akan menerapkan eco property?
Betul, saya kira betul, saya setuju diharuskan. Tapi tentu perlu waktu, misalnya dengan jengjang waktu beberapa tahun, baru lantas tanggal tersebut diharuskan. Tentu perlu bertahap. Tidak semua orang sudah siap.

Apa kira-kira ada jangka waktu untuk bisa menerapkan konsep ini?
Mungkin sekarang Mei Jakarta mulai menerapkan, tapi keharusannya, saya kira perlu lima tahun dari sekarang. Semua harus green property. Lihat pemakaian kaca ini (di bangunan ini), bagaimana kami menggunakan kaca yang menolak panas. Kebetulan Anda ada di sini. Anda lihat. Kami memakai kaca yang menolak panas dan kami gantung lagi dedaunan. Karena ini kan terbuka. Jadi itu yang kita harus sama-sama usahakan.

(Bersambung)

Percakapan dengan Robert Adhi Ksp

BINCANG PROPERTI: Saatnya Dunia Properti Menerapkan Eco-Property


Pengantar
Konferensi Real Estate Internasional FIABCI akan diadakan di Bali, Mei mendatang. Indonesia mendapat kehormatan menjadi tuan rumah. Salah satu agenda utama konferensi ini adalah green property. Untuk membahas konferensi ini lebih jauh, kami mengundang Pak Teguh Satria, Ketua Umum REI atau Presiden FIABCI Indonesia dan Pak Pingki Elka Pangestu, Ketua Paneitia Penyelenggara FIABCI ke-61, sekaligus Presiden FIABCI Asia Pasifik.

Terima kasih atas kedatangan Pak Teguh Satria dan Pak Pingki Elka Pangestu.

FIABCI akan menyelenggarakan konferensi di Bali, Mei mendatang. Bagaimana ceritanya sehingga Indonesia bisa menjadi tuan rumah Kongres Dunia pada tahun ini?
Teguh Satria: Ceritanya sebenarnya cukup panjang. Kita berjuang untuk bisa menjadi tuan rumah ini. Yang pertama tahun 2008, kita melakukan penawaran untuk menjadi tuan rumah itu di Amstrerdam. Kita sempat promosi di sana, kemudian karena ada perubahan sistem sehingga tidak bisa diputuskan di Amsterdam. Kemudian akan diputuskan di Beijing, China pada World Congress ke-60, tapi ternyata penyelenggaraan WC (di Beijing) terganggu akibat virus H1N1 sehingga dibatalkan.

(Setelah itu) baru dilakukan rapat untuk menetapkan tuan tumah World Congress ke-61 pada 6 sampai 8 Oktober 2009 di Dubai, Uni Emirat Arab. Pada saat itulah kita bersaing dengan beberapa negara yaitu Italia dan Norwegia. Dan kita mendapat banyak pertanyaan yang cukup menyudutkan, antara lain tentang keamanan dan bom Bali dan sebagainya. Tetapi kita mencoba meyakinkan teman-teman di FIABCI bahwa kita mampu menyelenggarakan itu.

Sebenarnya kita pernah ditunjuk (sebagai tuan rumah) pada tahun 1998, dan ini yang membuat mereka ragu-ragu karena pada tahun 1998 itu batal penyelenggaraan di Jakarta, Indonesia, karena krisis multidimensi, pada saat itu bulan Mei. Sehingga upaya kita cukup keras untuk meyakinkan mereka, bahkan melalui dua kali voting. Dan akhirnya karena Italia mengundurkan diri, tinggal Indonesia dan Norwegia. Dan (dalam) dua kali voting itu, kebetulan kita unggul, sehingga akhirnya ditetapkanlah Indonesia menyelenggarakan World Congress FIABCI ke-61 di Nusa Dua Bali,.yang akan kita selenggarakan pada tanggal 24 sampai 28 Mei 2010, tepatnya di Grand Hyatt Nusa Dua Bali.

Sejauh mana persiapan Kongres Dunia FIABCI ke-61 ini?
Pingki Elka Pangestu: Biasanya kan seperti Pak Teguh bilang, kongres itu layaknya kita punya dua tahun sebelumnya untuk persiapan. Tapi dalam hal ini kita hanya ada waktu sangat pendek, enam bulan, sehingga persiapannya dikebut. Sekarang boleh dibilang sudah 80 persen kita siap untuk penyelenggaraannya, termasuk di antaranya izin-izin venue, tour-nya, dan upacara-upacara, semuanya sedang dirancang. Dan Insya Allah, kita akan ke Bali untuk final. Sebentar lagi sudah on-lah semuanya.

Kabarnya sejumlah tokoh dunia seperti Mark Zuckerberg CEO dan Founder Facebook, mantan Presiden AS Bill Clinton, CEO Temasek Madame Ho Ching akan hadir dalam acara ini...
Teguh Satria: Pak Pingki akan jelaskan secara detail tentang para pembicara. Kami berharap dan kami sudah mengirim surat ke Bapak Presiden Republik Indonesia Bapak SBY, untuk berkenan membuka acara ini. Karena acara ini sangat penting, bukan hanya bagi kami, tapi kami juga berharap bahwa dengan event dunia ini, kita bisa memperkenalkan dunia properti Indonesia ke tingkat dunia. Saya yakin produk-produk kita tidak kalah dibanding dengan produk (properti) mereka di tingkat dunia. Untuk detailnya, masalah siapa pembicara, dan lain sebagainya, Pak Pingki sebagai ketua panitia bisa menjelaskan

Oke Pak Pingki, selain tiga orang yang disebut tadi, siapa saja yang akan hadir dalan kongres dunia nanti?
Pingki Elka Pangestu: Kita harapkan ketiga pembicara itu alternatif (memberikan) keynote speech, yang memberikan wawasan tentang keseluruhan keadaan dunia sekarang. Selanjutnya ada lima forum yang akan membicarakan bahwa real estate sekarang sudah integratif. Di sini kita akan ajak beberapa tokoh antara lain yang sering kita katakan social networking seperti facebook dan lain-lain. Jadi kita akan coba Mark. Juga ada beberapa arsitek ternama, kita bisa lihat landmark building, icon.

Dan juga seterusnya kita akan membicarakan khsususnya soal keuangan. Ada Pak James Riady dari Indonesia, kita harapkan bisa jadi salah satu pembicara. Juga ada beberapa CEO dari Asia Pasifik dan Eropa. Kita juga mengundang beberapa pembicara yang terkait green building dan eco-tourism, seperti founder Banyan Tree. Dan terakhir kita akan coba kaitkan hal-hal sosio-kultural, di antaranya kita akan minta Gubernur Bali Made Mangku Pastika untuk menjadi salah satu pembicara karena Bali salah satu tempat di mana integrasi dan harmoni daripada dunia-dunia terjadi.

Dari Indonesia, selain James Riady dan Made Mangku Pastika, siapa lagi yang akan berbagi pengalaman?
Pingki Elka Pangestu: Kita harapkan Pak Ciputra, tokoh real estate dan salah satu pendiri real estate Indonesia. Juga dari kalangan pemerintahan akan hadir Pak Jero Wacik Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, maupun Menteri Perumahan, dan beberapa tokoh lainnya

Konferensi ini mengambil tema eco-property. Apa yang mendasari kongres ini sehingga mengambil tema eco-prorerty?
Pingki Elka Pangestu: Jadi kalau lihat judul (tema)nya, Green Shoot for Sustainable Real Estate. Green shoot adalah cikal bakal atau tunas kebangkitan dunia properti yang selama ini agak terpuruk. Kemudian kita melihat kesempatan ini untuk sedikit introspeksi, ke depan, dunia real estate ini harus berkesinambungan, jadi berarti kesinambungan dari segi lingkungan, ekonomi, maupun dari segi sosio-kultural. Jadi eco-property adalah salah satu topik mau tak mau harus kita hadapi. Di dunia, tren sudah ke arah sana. Dan di Bali, ternyata sudah beberapa
proyek kita yang benar-benar sudah menerapkan asas-asas properti yang hijau.

Pak Teguh, sejauh mana industri properti di Indonesia sudah menerapkan konsep eco-property saat ini?
Teguh Satria: Secara keinginan sudah banyak, tapi secara praktik, yang memenuhi syarat semua eco-property barangkali belum banyak. Tapi satu hal yang menggembirakan, mereka sudah bangga, banyak iklan you bisa ikuti, bahwa ini green building dan lain sebagainya. Justru pada kesempatan ini kita ingin mengundang para ahli untuk memberi pengenalan, apa yang dimaksud eco-property, tidak sekadar hijau, ternyata tidak seperti itu. Tapi paling tidak, hal yang meggembirakan, baik pengembang dan konsumen sudah aware dan sangat bangga, kita menjual dengan mengatakan green building, green design dan sebagainya. Dan yang beli pun merasa bangga dengan produk-produk ini. Inilah satu hal, satu modal yang baik. Lumayan juga sudah ada beberapa yang menerapkan, meskipun barangkali kita perlu adakan sosialisi yang lebih baik lagi.

Pak Teguh dan Pak Pingki, seperti apakah wajah properti Indonesia dan dunia jika developer menerapkan konsep green property, green building, eco-property?
Pingki Elka Pangestu: Mungkin yang bisa dilihat, salah satu proyek ini (Pakubuwono Residences Jakarta), salah satu pemenang Prix d'Excellence Awards yang diselenggarakan BNI dan FIABCI Indonesia.Yang dilihat sebetulnya adalah lingkungan hijau. Tapi yang terjadi di bawahnya sebetulnya yang lebih penting, infrastruktur, cara mendaur ulang, bagaimana tidak membuat polusi dan seterusnya. Jadi ini salah satu yang menerapkan antara lain 80 persen hijau, dari sisi hijau. tapi yang di bawahnya justru yang lebih penting kita bisa menerapkan yang paling baik untuk penghuni-penghuninya.

Demikianlah pembahasan kami tentang properti kali ini. (Robert Adhi Ksp)


Editor: ksp